Ku tatap mega yang kian memerah
mentari kini telah ada dibarat
mulai tenggelam
dan hilang
Tapi sosokmu belum jua terlihat
atau mungkin ...
takkan pernah terlihat lagi
sampai kapanpun
Embun mungkin tak dapat menetes lagi
tapi air mata ini masih terus menetes
hari -hari kulalui dengan tetesan air mata
tak sanggup aku menerima takdir ini
tapi hati tak mampu bicara tuk semua ini
terus menangis tiada henti
kini tiada tempat ku lagi mengadu
Hanya selembar foto
hitam putih yang ku miliki
wajah rupawan yang selalu hiasi hidupku
indahkan harii-hariku
Hanya namamu
yang masih terukir indah di batu nisan
kadang aku iri pada mereka
saat mereka berjalan bersama dengan orang sepertimu
aku ingin ...
tapi itu tak mungkin tanpamu wahai mak
Besar pengorbanan yang Engkau berikan
tak satu’pun langkah’mu yang tak berarti di hidupku
kau keluarkan semua tenaga’mu untuk melahirkan’ku
meski semua yang terbaik telah ku berikan pada’mu
itu semua tak akan bisa menggantikan semua
Mak ...
hanya do’a yang mampu ku panjatkan
lelapkan tidurmu sampai kau bangun nanti
sampai nanti ..
Kau sosok terindah bagiku
tiada yang kan bisa gantikanmu
hanya kau satu dalam hidupku
dan takkan ada yang lain
Tunggu aku mak
bila saatnya tiba
aku akan menyusulmu mak
aku akan menemanimu
Kenangan indah bersamamu
saat-saat yang paling ku rindu
saat-saat yang paling kunanti
dan yang paling ku inginkan
Menjerit hati ini terluka
Kian mengalir deras air mata
Sakit dan rindu ini kian berada
Teringat cerita dulu
Berlumpur aku penuh dosa