Mak ...
dalam renunganku hati merintih
menatap wajah mu
di sepi nya malam yang kelabu
kelakuan ku yang seperti malin kundang
membuat mata ini tak bisa membendung dras nya air mata
yang terus mengalir seperti hujan dikala siang bolong
sujut ku setiap malam tak bisa melunasi dosa
yang seperti tumpukan sampah yang tak ada
tempat lagi untuk membuangnya ...
Mak ............
sembilan belas tahun sudah
kau rawat aku dengan penuh kasih sayang mu
kau jaga aku penuh kesabaran ..
kini aku sendri tanpamu lagi
karna kau telah pergi jauh di alam sana ..
mengapa begitu cepat mak ....
yang ku rasakan saat ini hanya rindu dan menyesal
atas kesalahan ku yang dulu pernah aku lakukan
dan belum sempat untuk ucapkan kata maaf .. padamu
Mak ... aku segera pulang ...
aku ingin melihat wajah mu tuk yang terakhir kalinya ...
Mak ... mungkin kini aku sendiri namun hati ini tak sendri
karena wajahmu akan selalu hidup di hatiku
Mak .. kan ku ingat selalu nasehat mu
yang pernah kau berikan pada ku ,, sebelum aku merantau
aku berjanji mak ... kelak ku kan menjadi anak yang sholeh
orang yang berguna dan membanggakan mu
meski kau tak di sini tapi aku yakin
bahwa kau dapat melihatku di sana ...
secoret kata ini, kutuliskan
betapa besar pengorbanan’mu untuk anak’mu
kini aku bisa memahami,
betapa berartinya diri’mu di dunia’ku